Rabu, 19 April 2017

Arthur Schopenhauer




Arthur Schopenhauer lahir di Danzig (sekarang Gdańsk). Dia adalah putra dari Heinrich Floris Schopenhauer dan Johanna Schopenhauer. Kedua orang tuannya adalah keturunan orang kaya Jerman dan keluarga bangsawan. Beliaupun kuliah di Universitas Göttingen pada tahun 1809
Arthur hadir sebagai reaksi terhadap filsafat Hegel, ia berpendapat bahwa rasionalitas dan kebermaknaan Ada tersebut; dasar ada tidak lagi rasional, melainkan irasional, dan tidak berbentuk kesadaran melainkan ketidaksadaran. Karya utama yang membuat beliau begitu terkenal adalah “Die Welt als Wille und Vorstellung” bermula dengan penilaian tentang hakekat dan batas-batas pemahaman, tetapi tidak dengan pernyataan-pernyataan dogmatis tentang prinsip-prinsip metafisika.
Ajaran-ajaran Arthur Schopenhauer yaitu :
1)     Dunia Sebagai Ide/Gambaran

Schopenhauer membuka buku The World as Will and Representation-nya dengan kalimat, “The World is my idea” menurut beliau , benda yang dapat kita kenal adalah gambaran representasinya. Saya sangat menyukai kutipan kata beliau the world is my ide karena dengan adanya dunia kita banyak mengelurkan ide-ide untuk bertahan hidup dan sebagainya.

 

2)     Kehendak Hidup

Kehendak adalah esensi dari kehidupan ini, kita hanya dapat mengenal dunia sesuai penampilannya kepada kita. Untuk dapat mengenal dunia, kita tidak mempunyai jalan masuk ke sana. Hanya ada satu pintu dan pintu itu adalah kehendak. Menurut Schopenhauer, kehendak itu bisa dimanifestasikan sebagai tubuh kita. Jadi, kita melihat representasi dunia dengan tubuh kita. Sebelum kita melangkah kepada pembahasan yang lebih jauh, terlebih dahulu kita melihat apa yang melatar belakangi pemikiran tersebut.

 

3)     Keselamatan dari Penderitaan Eksistensi

Bagi Schopenhauer, realitas adalah kehendak itu sendiri spiritual, bukan material - tetapi kehendak adalah penderitaan. Manusia terus-menerus berkehendak, terus berpindah dari kehendak satu ke kehendak yang lain. Menurut Schopenhauer, jalan keselamatan adalah Hindu. Penolakan terhadap nafsu, menghilangkan kehendak, membebaskan manusia dari ilusi dan penderitaan. Menurut saya itu tidak lah benar bukanya manusia akan hidup apabila mempunyai sesuatu yang hendak ia capai apabila semua tidak memiliki kehendak maka ia kan menjadi pemalas,tidak optimis,dan tidak mempunyai tujuan yang jelas dalam hidupnya.

4)     Moralitas

Menurut Schopenhauer, pada dasarnya manusia itu egois. Egoisme itulah yang melahirkan penderitaan.olah karena itu kita harus mempunyai sifat altruism karena seperti yang Schopenhauer katakan egois hanya melahirkan penderitaan dan hidup akan jauh lebih bermakna apabila kita mempunyai sifat altruism.

 

5)     Schopenhauer, Seks, dan Psikoanalisis

Bagi Schopenhauer, seks adalah “penegasan terhadap kehendak yang paling kuat. Itu kehendak hidupnya yang final dan tujuannya yang paling tinggi”. Oleh karena itu Schopenhauer memandang kelamin sebagai “fokus yang riil dalam kehendak”. Sifat uniknya adalah ia selalu melihat orang lain dengan curiga dan sinis serta kesan umum atas hidup adalah Pesimistik yang tak tergantikan. Hal tersebut tidak menjadikan Ia kehilangan rasa nikmat di dalam banyak hal, antara lain: musik, makanan, anggur, perjalanan, dan tamasya. Ketika merasa bosan, ia akan terlihat gembira dan hidup

 

6)     Keputusan dan Hukuman

Schopenhauer menjelaskan seseorang yang hendak mengambil keputusan. Menurut dia, ketika kita mengambil keputusan, kita akan diperhadapkan dengan berbagai macam akibat. Oleh sebab itu, keputusan yang diambil memiliki alasan atau dasar. Keputusan-keputusan ini menjadi tidak bebas lagi bagi si pemilihnya. Pemilih itu harus diperhadapkan kepada beberapa akibat dalam sebuah keputusan. Segala tindakan yang dilakukan seseorang merupakan kebutuhan dan tanggung jawabnya. Tetapi hal itu yang justru membuat manusia menjadi lebih dewasa dan berhati-hati dalam mengambil sebuah keputusan. Karena pada dasar nya keputusan yang kita ambil pasti akan berdampak entah dalam hidup kita atau pun orang lain jadi alangkah lebih baik nya jika kita memikirkannya terlebih dahulu setiap keputusan kita.

 

Daftar Pustaka :

http://kampusbebeck.blogspot.com/2011/01/arthur-schopenhauer-musik-sebagai-seni.html

https://grelovejogja.wordpress.com/2009/12/31/profil-arthur-schopenhauer-1788-%E2%80%93-1860/

Minggu, 02 April 2017

Pokok-Pokok Pemikiran Rene Descartes

                                POKOK-POKOK PIKIRAN RENE DESCARTES

Rene Descartes adalah seorang filsusuf berkebangsaan Perancis dan beragama katholik sekaligus penganut bid’ah Galileo yang pada waktu itu masih ditentang oleh tokoh-tokoh gereja. Rene Descartes lahir di La Haye, Perancis 31 Maret 1959. Rene Descartes sering disebut sebagai “Bapak Filsafat Modern”, menurut Bertnand Russel gelar itu diberikan kepada Descartes karena dialah orang pertama pada zaman modern yang membangun filsafat yang berdiri di atas keyakinan diri sendiri yang dihasilkan oleh pengetahuan rasional Karyanya yang terpenting adalah Discours de la method (1637) dan Meditationes de prima Philosophia (1641). Kedua buku ini saling melengkapi satu sama lain. Di dalam kedua buku ini ia menuangkan metodenya yang terkenal yaitu metode keraguan Descartes (Cartesian Doubt) atau sering disebut cogito Descartes.
Rene Descartes memiliki pokok-pokok pikiran dalam filsafat, antara lain:
1 .    Cogito Ergo Sum
Ia berusaha mendapatkan pengetahuan yang tidak dapat diragukan. Untuk menemukan basis yang kuat dalam filsafat, ia meragukan terlebih dahulu segala sesuatu yang diragukan dan ia menyimpulkan bahwa 3 pengetahuan dapat diragukan, yaitu:
a.     Pengetahuan yang berasal dari pengalaman inderawi dapat diragukan
Contoh: memasukkan kayu lurus ke dalam air, kayu tersebut tampak bengkok
b.     Fakta umum tentang dunia
Contoh: api itu panas, benda yang berat akan jatuh juga dapat diragukan. Descartes menyatakan bagaimana jika kita mengalami mimpi yang sama berkali-kali dan dari sana kita mendapatkan pengetahuan umum tersebut.
c.     Logika dan matematika, prinsip-prinsip logika dan matematika juga dapat diragukan.
Contoh: bagaimana jika ada suatu makhluk yang berkuasa memasukkan ilusi dalam pikiran kita, dengan kata lain kita berada dalam suatu matriks.
Berdasarkan keraguan tersebut, Descartes mengeluarkan pendapat yaitu cogito ergo sum (aku berfikir, maka aku ada).
2.     Ide-ide bawaan
Karena kesaksian apapun dari luar tidak dapat dipercaya, maka menurut Descartes ia harus mencari kebenaran dalam dirinya dengan menggunakan norma dan jika metoda dilangsungkan apakah hasilnya. Descartes berpendapat bahwa dalam dirinya dapat ditemukan tiga “ide bawaan”. Ia merasa ketiga ini sudah ada dalam dirinya sejak lahir masing-masing ialah pemikiran, Tuhan, dan keluasan.
a.     Pemikiran
Sebab saya memahami diri saya sebagai makhluk yang berfikir, harus diteruma juga bahwa pemikiran merupakan hakikat saya.
b.     Tuhan sebagai wujud yang sama sekali sempurna
Karena saya mempunyai ide sempurna, mesti ada suatu penyebab sempurna untuk ide itu karena akibat tidak bisa melebihi penyebabnya. Wujud yang sempurna itu tidak lain daripada Tuhan.
c.     Keluasan
Materi sebagai keluasan atau ekstensi, sebagaimana hal itu dilukiskan dan dipelajari oleh ahli-ahli ilmu ukur.
3.     Substansi
Descartes menyimpulkan bahwa selain Tuhan, ada dua subtansi:
a.     Pertama, jiwa yang hakikatnya adalah pemikiran.
b.     Kedua, materi yang hakikatnya adalah keluasan
Akan tetapi, karena Descartes telah menyangsikan adanya dunia di luar aku, ia mengalami banyak kesulitan untuk membuktikan keberadaannya. Bagi Descartes, satu-satunya alasan untuk menerima adanya dunia materil ialah bahwa Tuhan akan menipu saya kalau sekiranya ia memberi say aide keluasan, sedangkan di luar tidak ada sesuatu pun yang sesuai dengannya. Dengan demikian, keberadaan yang sempurna yang ada di luar saya tidak akan menemui saya, artinya ada dunia meteril lain yang keberadaannya tidak diragukan, bahkan sempurna.
4.     Manusia
   Descartes memandang manusia sebagai makhluk dualitas. Manusia terdiri dari dua sebstansi, yaitu jiwa dan tubuh. Jiwa adalah pemikiran dan tubuh adalah keluasan. Sebenarnya, tubuh tidak lain dari suatu mesin yang dijalankan oleh jiwa. Karena setiap substansi yang satu sama sekali terpisah dari substansi yang lain, sudah nyata bahwa Descartes menganut suatu dualisme tentang manusia. Itulah sebabnya, Descartes mempunyai banyak kesulitan untuk mengartikan pengaruh tubuh atas jiwa dan sebaliknya, pengaruh jiwa atas tubuh. Satu kali ia mengatakan bahwa kontak antara tubuh dan jiwa berlangsung dalam grandula pinealis. Akan tetapi, akhirnya pemecahan ini tidak memadai bagi Descartes sendiri.


SUMBER
http://azimatus.blogspot.co.id/2016/02/pemikiran-descartes-1596-1650.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Ren%C3%A9_Descartes
http://kharirotunnadhrohs.blogspot.co.id/2013/06/pemikiran-rene-descartes.html
http://www.academia.edu/7411507/Tokoh_Filsafat_Modern_Rene_Descartes_Cogito_Ergo_Sum