Ada seorang bapak dari kampung.
Bapak ini tidak bisa membaca, tetapi dia tertarik dengan mendengarkan radio
seperti tetangganya. Belum ada TV karena belum ada listrik, sehingga radio
menjadi primadona karena bisa dijalankan dengan baterai. Bapak itu pun
memutuskan untuk pergi ke kota untuk membeli sebuah radio. Dia bertanya kepada
tetangganya, dimana membeli radio dan radio yang seperti apa yang bagus.
Dia mendapatkan info tempat membeli
radio dan cara memilih radio yang bagus. Kata tetangganya, radio yang bagus
adalah radio Sony. Dengan berbekal uang Rp 500.000 dan ongkos perjalanan, dia
pun pergi ke kota untuk membeli sebuah radio. Setelah berjalan, naik ojek, naik
angkutan pedesaan, dan angkotan kota sambil tanya sana sini, akhirnya dia
sampai juga di tempat yang menjual barang elektronik, tentu saja salah satunya
radio.
Sesampainya di toko tersebut, bapak
ini langsung bertanya kepada pelayan toko,
“Ada radio Sony mbak?”
Dengan ramahnya pelayan menjawab,
“Tentu saja ada. Silahkan pilih ada
berbagai model.” sambil menunjukan rak yang berisi khusus radio bermerk Sony.
Ternyata si bapak bingung mau
memilih mana karena semua radio tampaknya bagus.
“Bapak mau yang mana?” tanya si
pelayan.
“Saya bingung.” kata si bapak sambil
terus memperhatikan sederetan radio.
“Oh, bapak mau membeli radio yang
harga berapa?” tanya si pelayan tetap ramah.
“Saya punya uang Rp 500.000”. jawab
si bapak.
“Oh begitu, mungkin bapak cocok
dengan radio ini. Harga Rp500.000 kurang.”
“Ya sudah, saya beli yang itu.
Betulkan ini radio Sony?”
“Betul pak, ini Radio Sony.”
Setelah transaksi selesai, si bapak
pun pulang ke kampung dengan senangnya. Tetapi keesokan harinya si bapak
kembali lagi ke toko tersebut sambil marah-marah…
“Katanya ini Radio Sony, ternyata
bukan. Kalian mau menipu saya?” katanya dengan keras sambil menunjukan
radionya.
Para pelayan takut, karena tampilan
si bapak kayak seorang pendekar dengan baju silatnya. Akhirnya pemilik toko
tersebut menghampiri bapak tersebut.
“Ada yang bisa saya bantu pak.”
“Pelayan kamu menipu saya, katanya
ini radio Sony, ternyata bukan!”
Pemilik toko bingung, sebab dia tahu
kalau radio itu memang bermerk Sony.
“Betul pak, ini radio Sony.” kata
pemilik toko berusaha menjelaskan.
“Bukan! Saat saya nyalakan radio,
radio ini berbunyi: ‘Inilah radio Republik Indonesia.’ Kalian menipu saya,
sebab ini bukan radio Sony, tetapi radio republik Indonesia!”
Bagaimana kelanjutan kisah ini?
Silahkan lanjutkan sendiri.
Waktu membaca cerita tersebut saya
tertawa karena lucunya. Tapi sekarang saya berpikir, jangan-jangan selama ini
saya sering ditertawakan orang lain seperti saya menertawakan tokoh yang ada
dalam cerita tersebut.Lalu bagaimana dengan Anda? Mungkin orang lain pun suka
menertawakan Anda
Belajarlah terus, karena bisa saja ilmu yang kita miliki
sudah kadaluarsa atau bahkan salah. Kita terus meyakini apa yang kita tahu
sehingga semua perilaku kita didasari oleh keyakinan tersebut. Mungkin benar
menurut kita, karena sebatas itulah ilmu kita. Tetapi belum tentu menurut orang
lain. Bisa saja, saat kita berdebat dan merasa pintar, padahal di belakang
kita, lawan debat kita malah menertawakan kita. Belajarlah sampai akhir hayat.
Walaupun kita tahu bahwa akan ada orang orang yang suka
meremehkan tetapi setidak nya kita belajar menjadi lebih baik,mendengar lebih
banyak dan belajar lebih giat.karna seorang profesional berasal dari seorang
amatir J