POKOK-POKOK PIKIRAN RENE DESCARTES
Rene Descartes adalah
seorang filsusuf berkebangsaan Perancis dan beragama katholik sekaligus
penganut bid’ah Galileo yang pada waktu itu masih ditentang oleh tokoh-tokoh
gereja. Rene Descartes lahir di La Haye, Perancis 31 Maret 1959. Rene Descartes
sering disebut sebagai “Bapak Filsafat Modern”, menurut Bertnand Russel gelar
itu diberikan kepada Descartes karena dialah orang pertama pada zaman modern
yang membangun filsafat yang berdiri di atas keyakinan diri sendiri yang
dihasilkan oleh pengetahuan rasional Karyanya yang terpenting adalah Discours de la method (1637) dan Meditationes de prima Philosophia (1641). Kedua buku ini saling melengkapi satu sama
lain. Di dalam kedua buku ini ia menuangkan metodenya yang terkenal yaitu
metode keraguan Descartes (Cartesian Doubt) atau sering disebut cogito
Descartes.
Rene Descartes memiliki pokok-pokok pikiran dalam
filsafat, antara lain:
1 . Cogito
Ergo Sum
Ia berusaha mendapatkan
pengetahuan yang tidak dapat diragukan. Untuk menemukan basis yang kuat dalam
filsafat, ia meragukan terlebih dahulu segala sesuatu yang diragukan dan ia
menyimpulkan bahwa 3 pengetahuan dapat diragukan, yaitu:
a. Pengetahuan yang berasal dari pengalaman
inderawi dapat diragukan
Contoh: memasukkan kayu lurus
ke dalam air, kayu tersebut tampak bengkok
b. Fakta umum tentang dunia
Contoh: api itu panas, benda
yang berat akan jatuh juga dapat diragukan. Descartes menyatakan bagaimana jika
kita mengalami mimpi yang sama berkali-kali dan dari sana kita mendapatkan
pengetahuan umum tersebut.
c. Logika dan matematika, prinsip-prinsip logika
dan matematika juga dapat diragukan.
Contoh: bagaimana jika ada
suatu makhluk yang berkuasa memasukkan ilusi dalam pikiran kita, dengan kata
lain kita berada dalam suatu matriks.
Berdasarkan keraguan
tersebut, Descartes mengeluarkan pendapat yaitu cogito ergo
sum (aku berfikir, maka aku
ada).
2. Ide-ide bawaan
Karena kesaksian apapun dari
luar tidak dapat dipercaya, maka menurut Descartes ia harus mencari kebenaran
dalam dirinya dengan menggunakan norma dan jika metoda dilangsungkan apakah
hasilnya. Descartes berpendapat bahwa dalam dirinya dapat ditemukan tiga “ide
bawaan”. Ia merasa ketiga ini sudah ada dalam dirinya sejak lahir masing-masing
ialah pemikiran, Tuhan, dan keluasan.
a. Pemikiran
Sebab saya memahami diri saya
sebagai makhluk yang berfikir, harus diteruma juga bahwa pemikiran merupakan
hakikat saya.
b. Tuhan sebagai wujud yang sama sekali sempurna
Karena saya mempunyai ide
sempurna, mesti ada suatu penyebab sempurna untuk ide itu karena akibat tidak
bisa melebihi penyebabnya. Wujud yang sempurna itu tidak lain daripada Tuhan.
c. Keluasan
Materi sebagai keluasan atau
ekstensi, sebagaimana hal itu dilukiskan dan dipelajari oleh ahli-ahli ilmu
ukur.
3. Substansi
Descartes menyimpulkan bahwa selain Tuhan, ada
dua subtansi:
a. Pertama, jiwa yang hakikatnya adalah pemikiran.
b. Kedua, materi yang hakikatnya adalah keluasan
Akan tetapi, karena Descartes telah menyangsikan
adanya dunia di luar aku, ia mengalami banyak kesulitan untuk membuktikan
keberadaannya. Bagi Descartes, satu-satunya alasan untuk menerima adanya dunia
materil ialah bahwa Tuhan akan menipu saya kalau sekiranya ia memberi say aide
keluasan, sedangkan di luar tidak ada sesuatu pun yang sesuai dengannya. Dengan
demikian, keberadaan yang sempurna yang ada di luar saya tidak akan menemui
saya, artinya ada dunia meteril lain yang keberadaannya tidak diragukan, bahkan
sempurna.
4. Manusia
Descartes memandang manusia sebagai makhluk
dualitas. Manusia terdiri dari dua sebstansi, yaitu jiwa dan tubuh. Jiwa adalah
pemikiran dan tubuh adalah keluasan. Sebenarnya, tubuh tidak lain dari suatu
mesin yang dijalankan oleh jiwa. Karena setiap substansi yang satu sama sekali
terpisah dari substansi yang lain, sudah nyata bahwa Descartes menganut suatu
dualisme tentang manusia. Itulah sebabnya, Descartes mempunyai banyak kesulitan
untuk mengartikan pengaruh tubuh atas jiwa dan sebaliknya, pengaruh jiwa atas
tubuh. Satu kali ia mengatakan bahwa kontak antara tubuh dan jiwa berlangsung
dalam grandula
pinealis. Akan tetapi, akhirnya
pemecahan ini tidak memadai bagi Descartes sendiri.
SUMBER
http://azimatus.blogspot.co.id/2016/02/pemikiran-descartes-1596-1650.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Ren%C3%A9_Descartes
http://kharirotunnadhrohs.blogspot.co.id/2013/06/pemikiran-rene-descartes.html
http://www.academia.edu/7411507/Tokoh_Filsafat_Modern_Rene_Descartes_Cogito_Ergo_Sum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar